cerita rakyat Desa Lubuk Karet
ARIO BAJUNG Legenda Desa Lubuk Karet Banyuasin

ARIO BAJUNG
Kenapa ada gambar gong disebelah kiri ?
Penasaran..? Ada sebuah cerita dari desa Lubuk Karet, Banyuasin yang berkaitan dengan gambar di samping...
Pada
zaman dahulu hiduplah seorang laki-laki yang bernama Ario Bajung. Ia
adalah seorang pemimpin desa yang sangat di hormati oleh rakyatnya. Ia
merupakan sosok pemimpin yang adil dan bijaksana yang sangt sulit
ditemukan pada zaman sekarang ini. Selain itu Ia sangat ramah terhadap
semua orang.Ia sangat peduli terhadap nasib rakyatnya (coba klo ada
pemimpin kyk gni di Indonesia
pasti aman dan makmur he..). Kadang kala tidak segan-segannya ia datang
kerumah penduduk unuk menyelesaikan kesulitan-kesulitann yang dihadapi
masyarakatnya. Kalau keadaan panen kurang memuaskan maka Rio
bajung menganjurkan agar rakyatnya membuka ladang ditempat lain. Ia
selalu memberikan solusi-solusi dalam setiap masalah yang dihadapi oleh
rakyatnya.
“Wahai
saudaraku suddah kehendak alam kita harus mencari tempat baru untuk
hidup. Tanah kita ini sudah tidak subur lagi, Kalau sudah seperti ini,
jalan satu-satunya kita harus berladang di tempat lain , tapi kita mesti
berpusah ditempat yang berbeda-beda.” Seru Ario bajung denga penuh
kebijaksanaan.
“ Tapi kami sudah terlanjur betah tinggal di dusun ini juga denganmu Ario Bajung”. Salah seorang penduduk yang hendak menolak tawaran Ario bajung .
“
Karena itu kita berpisah hanya pada musim bercocok tanam, ketika sudah
panen kita berkumpul lagi di dusun ini . Supaya hubungan persaudaraan
kita tidak terputus ada baiknya kita menggunakan isyarat. Isyarat yang
kita gunakan adalah pukulan gong. Apabila gong berbunyi tiga kali itu
berarti ada kabar baik dan kita berkumpul lagi di dusun ini, tetapi
apabila gong berbuniy beruntun dan terus menerus berarti ada bahaya
yangg datang. Itulah isyarat untuk kita patuhi bersama “.
Setelah
Ario bajung berbicara demikian maka semua rakyatnya menyatakan
sependapat dan mereka semua berjanji unutk mematuhi akan tanda isyarat
tersebut. Selanjutnya mereka kembali melanjutkan
kegiatan mereka masing-masing, mereka pun pergi ke tempat yang
berbeda-beda untuk bercocok tanam sambil terus memperhatikan apabila ada
tanda isyarat gong di bunyikan mereka yang mendengar lebih dulu akan
saling menyampaikan satu sama lain, agar segera kembali ke dusun
mereka.Gong tersebut di letakkan di sebuah banngunan menara yang tinggi dan dijaga secara bergantian okeh penduduk dusun.
Pada
suatu hari penduduk yang sedang bertugas menjaga gong tersebut tertidur
dengan nyenyak karena sudah seharian penuh bekerja di ladang. Tiba-tiba
ada seorang laki-laki ke atas menara tersebut, karena dilihatnya ada
sebuah gong maka lelaki itu dengan sangat bernafsu memukul gong itu
berulang-ulang tanpa henti. Penjaga yang tertidur itupun terkejut dan
langsung bangun, lalu dilihatnya orang yang sedang memukul-mukul gong
itu dengan sangat bernafsu,
“
Hai saudaraku apa yang sedang kamu lakukan dengan gong itu ?”. Karena
pertanyaan itu tidak dijawab, sang penjaga gong tadi marah, lalu
ditariknya tangan orang itu agar ia berhenti memukul gong, dan akhirnya
mereka berkelahi. Tidak lama kemudian semua penduduk dusun datang
berkerumun menanyakan ada bahaya apa yang telah terjadi. Penduduk itupun
melihat sang penjaga gong yang sedang berkelahi di atas menara, lalu
mereka naik ke menara dan berusaha melerainya .
Semua
orang bertanya-tanya apa yang telah terjadi, namun penjaga gong itu
tidak bisa menjawab. Tiba- tiba muka orang yang memukul gong tadi
terbelalak dan kemudian ia tertawa sendirian. Ternyata orang yang telah
memukul gong itu adalah orang gila .
“
Dimana musuh kita, apa bahaya yang terjadi “ teriak para penduduk yang
berdatangan dari ladang yang letaknya sangat jauh, dengan membawa
peralatan perang di tangan . Mereka pun terdiam dan mengelilingi Ario
bajung .
“
Saudaraku aku senang melihat kalian semua masih ingat dan menepati
kesepakatan kita dulu, Dan aku berharap bahwa kalian tidak akan
melupakan kesepakatan yang telah kiat buat. Sebenarnya tidak ada masalah
apa-apa sebab gong itu dipukul oleh orang gila yang tadi, ya sudah
kalau begini sebaiknya kalian kembali ke tempat kalian masing-mmasing
dan gong ini sebaiknya diturunkan saja lalu dijaga baik-baik.”
Demikianlah
akhirnya mereka kembali ke tempat mereka masing-masing dengan penuh
kelegaan walaupun mereka terlihat agak kecewa. Kini gong itu tidak lagi
dipergunakan untuk memberikan isyarat kalau terjadi sesuatu. Penduduk
tetap menjalin komunikasi yang baik walaupun jaraknya terpisah. Berkat kepemimpinan
Ario bajung yang adil dan bijaksana tersebut, dusun lubuk karet menjadi
aman. Persatuan dan kesatuan warga masih tetap terjaga walaupun tidak
ada lagi suara gong,. Gong tersebut di anggap sebagai lambang kesatuan
dan persatuan penduduk di desa Lubuk karet.
Komentar
Posting Komentar